Selasa, 04 Oktober 2011

Daftar Efek Samping Obat Bertambah

Daftar efek samping dari obat resep yang tercantum pada label, kemasan, dan iklan telah bertambah menjadi rata-rata 70 tiap obat. Demikian laporan sebuah studi.

Peringatan tentang efek samping dirancang untuk menginformasikan dokter dan konsumen mengenai potensi bahaya, namun pertambahan daftar ini ditengarai hanyalah kekhawatiran tentang masalah legal ketimbang concern aktual terhadap kesehatan pasien. Informasi tentang efek samping ini, harus disajikan secara lebih efisien.

"Jumlah efek samping yang banyak pada label obat bukanlah berarti obat tersebut tidak aman. Faktanya, kebanyakan label ini bukanlah masalah toksisitas melainkan produsen tidak ingin berurusan dengan masalah hukum," kata kepala studi Dr. John Duke, Regenstrief Institute Investigator dan Assistant Professor of Medicine dari Indiana University School of Medicine.


Analisa terhadap lebih dari 5.600 label obat dan 500.000 efek samping menemukan bahwa pada label obat resep memasukkan rata-rata 70 adverse reactions potensial yang berbeda. Angka tersebut bahkan melonjak menjadi 100 efek samping untuk beberapa obat yang biasa diresepkan. Beberapa obat 'deret atas' bahkan memiliki daftar hingga 525 reaksi.

Duke menekankan bahwa besarnya jumlah daftar efek samping justru membuat dokter 'overload' yang seharusnya menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan terhadap medikasi pasien.

Pada studi yang dipublikasikan di edisi Mei Archives of Internal Medicine, peneliti memisahkan daftar tipe obat resep yang paling banyak memiliki jumlah efek samping pada label. Obat-obatan ini antara lain antidepresan, obat-obatan antiviral, dan terapi penyakit Parkinson.

Dengan jumlah informasi yang cukup banyak pada label obat, Duke berargumentasi bahwa data tersebut dapat berguna jika disajikan secara layak.

"Dengan teknologi saat ini, label obat dapat diubah dari dokumen yang panjang ke dalam bentuk yang lebih dinamis dan dapat menyampaikan informasi. Beberapa label dapat memberikan masukan penting terhadap kondisi medis pasien secara individu dan menyorot efek samping yang berbahaya," ujarnya.
Selengkapnya...

Perbaiki Gaya Hidup demi Kesehatan Jantung

Perilaku manusia ternyata sangat berperan dalam mencegah timbulnya penyakit. Termasuk di dalamnya penyakit jantung, yang di Indonesia sampai sekarang masih menempati posisi jawara sebagai penyakit penyebab kematian.

Pada tahun 1998 saja berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) penyakit yang digolongkan dalam penyakit sistem sirkulasi ini mencapai angka sebesar 24,4 persen, meningkat dari tahun 1985 yaitu sebesar 5,9 persen. Angka tersebut seharusnya cukup menjadi alasan bagi kita untuk segera merubah perilaku, terutama kebisaan hidup dan pola makan yang baik.
“Penyakit jantung dipicu oleh dua macam faktor, yaiut faktor yang tidak bisa dihindari dan faktor yang bisa dihindari. Faktor yang tidak bisa dihindari misalnya karena usia yang semakin tua dan keturunan, sementara faktor yang bisa dihindari itu terkait dengan gaya hidup seseorang,misalnya kurang berolahraga. Di Indonesia, orang yang berolah raga secara kontinyu hanya 9 persen dari total keseluruhan, padahal data dari WHO menunjukkan 43 persen penyakit yang ada di dunia disebabkan salah satunya karena kurang gerak,” ujar H. Masino, Msd, Sekretaris Eksekutif Yayasan Jantung Indonesia.


Kerap Dilupakan   Sebenarnya sudah menjadi pengetahuan umum dan tidak terbantahkan bahwa olahraga dapat menjaga kesehatan jantung. Namun waktu luang dan keterbatasan fasilitas menjadi alasan klise mengapa orang enggan melakukan aktivitas tersebut. “Keterbatasan fasilitas memang menjadi tantangan bagi kita untuk tetap menggalakkan olahraga. Misalnya di sekolah saja tidak ada lapangan olahraga, trotoar di jalan juga tidak aman untuk dipakai jogging, sehingga mau tidak mau kita cari jalan agar masyarakat tetap bisa berolah raga, misalnya dengan lompat tali yang tidak membutuhkan waktu atau ruang yang terlalu luas,” ujar Masino.  Pada umumnya seseorang yang kurang aktif, mempunyai resiko dua sampai tiga kali lebih besar untuk menderita serangan jantung dibanding orang yang aktif dan melakukan olahraga secara teratur. Latihan secara teratur dapat memperkuat otot jantung dan memperbaiki sistem peredaran darah di samping dapat mengurangi kegemukan.  Sangat dianjurkan untuk melakukan jalan cepat 30 menit setiap hari dan paling tidak lakukan olahraga dalam bentuk apapun tiga kali dalam seminggu dengan intensitas setengah sampai satu jam. Hal ini sangatlah membantu kondisi kesehatan daripada hanya hanya menghabiskan waktu di depan televisi. Bisa juga, ketika hendak kembali ke ruang kerja, jangan manjakan diri dengan naik lift. Pilihalan jalan yang lebih memancing keluarnya keringat, semisal menggunakan anak tangga.  Stress yang berlarut-larut membuat denyut jantung dan tekanan darah meningkat. Hal ini tentu membuat jantung bekerja lebih berat dan pada akhirnya akan meningkatkan resiko penyakit jantung. Tingkah laku yang serba terburu-buru, cepat marah dan terlalu berambisi oleh beberapa kalangan dapat memicu timbulnya penyakit tersebut. Dalam batas-batas tertentu stress memang menjadi gejala yang normal,bahkan jika bisa dikelola dengan baik hal ini bisa menjadi satu hal yang positif dalam perkembangan diri manusia.  Meski tiap orang memang memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi stres, namun pada intinya jangan pernah membiarkan stres berlarut-larut dalam diri yang dapat mengganggu kondisi fisik, sedapat mungkin hindari atau hadapilah secara bijaksana. Janganlah menyimpan kemarahan atau memendam rasa kecewa. Utarakan dan bicarakan perasaan yang menekan itu dengan orang lain yang dipercaya, keluarga atau dokter. Merisaukan atau mengingat kesalahan di masa lalu hanya akan membuat diri bertambah stres. Untuk itu luangkan waktu untuk rekreasi bersama keluarga atau teman yang dekat dengan Anda.  Demikian pula dengan rokok, meski disadari merupakan kebiasaan yang buruk, tetap saja sebagian besar perokok tidak mau menghilangkan kebiasaan ini. Padahal bagi seorang perokok berat,resiko menghadapi kematian mendadak lima kali lebih besar daripada orang yang tidak merokok sama sekali. Sejumlah kecil nikotin dalam rokok adalah racun bagi tubuh. Nikotin yang terserap dalam setiap hisapan rokok memang tidak mematikan, tetapi tetap membahayakan jantung karena dapat mengakibatkan pengerasan pembuluh nadi serta serta mengacaukan irama jantung. Selengkapnya...

Anatomi Jantung

Jantung memiliki bentuk jantung cenderung berkerucut tumpul. Jantung pada tubuh manusia menempati diantara kedua paru-paru tepatnya pada bagian tengah rongga toraks. Jantung manusia terletak di sebelah kiri bagian dada, di antara paru-paru, terlindungi oleh tulang rusuk. Ukuran jantung sendiri kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.

Pada bagian luar terdiri dari otot-otot yang saling berkontraksi. Otot-otot inilah yang berperan penting dalam memompa darah melalui pembuluh arteri.Bagian dalam jantung terdiri dari 4 buah bilik rongga. Keempat rongga tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian kanan dan kiri yang dipisahkan oleh dinding otot yang dikenal dengan istilah septum. Pada bagian kanan dan kiri terbagi lagi menjadi 2 bilik. Rongga bilik sebelah atas disebut dengan atria dan dua bilik bawah yang disebut dengan ventricle yang memiliki peran dalam memompa darah menuju arteri.
Sesuai dengan etimologis, jantung pada dunia medis memiliki istilah cardio / kardio. Ialah berasal dari bahasa latin, cor. Dimana cor dalam bahasa latin memiliki arti : sebuah rongga. Sebagaimana bentuk dari jantung yang memiliki rongga berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah dalam kontraksi berirama yang berulang dan berkonsistensi.
Pun, dalam kedokteran istilah kardiak memiliki makna sgala sesuatu yang berhubungan dengan jantung. Dalam bahasa Yunani, cardia sendiri digunakan untuk istilah jantung.
Selengkapnya...

Tidur Cukup, Jantung Sehat

Tidur lebih lama membantu kinerja jantung anda. Demikian hasil penelitian terbaru. Tambahan jam tidur itu diasosiasikan dengan penurunan 33 persen dari resiko pengapuran arteri koroner setelah lima tahun. Dalam jangka panjang, menurut peneliti di Jurnal Asosiasi Kesehatan Amerika, ini bermanfaat menggurangi resiko serangan jantung atau apapun yang terkait dengan penyakit jantung. Meskipun studi lebih lanjut diperlukan untuk mengecek ulang. 
Mekanismenya, arteri koroner mensuppali darah kaya oksigen ke otot jantung. Dalam kasus penyakit arteri koroner, plak terbentuk didalam saluran dinding arteri koroner, sehingga mempersempit arteri. Kalsium adalah salah satu komponen pembentuk plak. Lebih banyak plak, maka lebih banyak kalsium di dalam arteri. Saat awal penelitian, partisipan menjalani pemindaian atas arteri koroner mereka mengunakan computed tomography (CT), dan juga pada akhir penelitian.

Studi soal pengapuran arteri koroner ini dilakukan pada sekitar 500 orang berusia paruh baya di AS selama periode lima tahun. Semua partisipan mengenakan alat di pergelangan tangan selama enam hari selama penelitian untuk mengukur aktivitas mereka, dan menginformasikan soal kebiasaan tidur mereka. Kelompok ini tidur rata-rata tidur enam jam tiap malam. Beberapa orang tidur lebih dari delapan jam per malam, dan menginformasikan kebiasaan tidur mereka, kata laporan Universitas Chicago, Christopher Ryan King dan koleganya.

Partisipan kemudian dipindai lagi arteri koronernya, pada akhir penelitian selama lima tahun itu. Sekitar 12 persen mengalami peningkatan pengapuran arteri koroner. Mereka yang tidur lebih lama, yang ditegaskan dengan data monitor dari alat di pergelangan tangan, mengalami pengapuran arteri koroner lebih rendah.
Selengkapnya...